Sejarah Korea kuno bersumber jauh ke tahun 2333 SM, yakni ke masa hidup Tan-Gun yang legendaris. Ia adalah seorang manusia yang diyakini orang sebagai jelmaan dewa. Konon ia turun dari kahyangan untuk memangku tugas memimpin orang dan suku bangsa yang masih primitif.
Sejarah yang terbukukan untuk pertama kalinya berkisah tentang jatuh bangunnya tiga kerajaan, yakni:
Koguryo (37 SM – 668 M) yang terletak di bagian selatan Mansyuria dan bagian utara Korea.
Paekche (18 SM – 660 M) terletak di sekitar lembah sungai Han, dan
Shilla (57 SM – 936 M) di bagian selatan semenanjung Korea di sepenjang sungai Naktong.
Para raja dan jenderal perang Shilla akhirnya berhasil menyatukan seluruh Korea dan menguasai wilayah kurang lebih sama dengan wilayah Korea yang ada sekarang.
Pada masa itulah masyarakat bisa memusatkan segala pemikiran dan usahanya pada nilai-nilai budaya. Mereka membangun pusat-pusat penelitian dan kuil-kuil megah, mengembangkan seni membuat patung dan seni ukir model Budha, serta menemukan alat-alat musik, termasuk seruling bertahtakan permata yang sangat indah dan alat tiup khas Korea yang disebut Kayagun. Raja pertama Dinasti Koryo memegang tampuk pemerintahan mulai tahun 918 M. Dialah yang menguak jaman pencerahan yang mirip dengan apa yang dilakukan Raja Alfred di Inggris. Pada masa ini tingkat keterampilan dalam bidang kerajinan telah menghasilkan porselin Korea yang sangat indah. Diapun telah membangun biara-biara Budha yang megah.
Dinasti Yi, bermula dari tahun 1392, telah mendorong masa keemasan, sama dengan era Elizabethan di Inggris. Pada jaman ini beberapa universitas didirikan, dunia sastra dan seni berkembang marak. Buku-buku yang dihasilkan dengan menggunakan alat cetak jenis huruf yang dapat dibuka-pasang telah dibuat setengah abad mendahului Alkitab Gutenberg. Dinasti Yi ini berakhir pada tahun 1910, yakni pada saat bangsa Jepang, setelah beberapa tahun sebelumnya melakukan berbagai pelanggaran batas wilayah, menyerbu dan mencaplok Korea.
Saat perang dunia II mulai berkecamuk, Jepang semakin memperkokoh cengkraman mereka terhadap Korea. Tetapi pada tahun 1943 Presiden Roosevelt, Perdana Menteri Churchiil, dan Jenderal Chiang Kaishek berembuk di Kairo dan membuahkan persetujuan serta sependapat bahwa, “pada gilirannya, Korea harus menjadi negara merdeka”.
Korea lepas dari cengkeraman kekuasaan tirani Jepang pada tahun 1945, pada tahun 1948 sebuah negara berbentuk Republik didirikan.
Pada tahun 1950, kekuatan komunis dengan segala daya dan kekuatannya menyerang negara Republik, memaksa 16 negara anggota PBB turut terlibat dalam perang itu.
Pada tahun 1960 Syngman Rhee, Presiden Republik Korea, mengundurkan diri akibat gelombang demonstrasi masa besar-besaran. Kemudian pada tahun 1961 kekuasaan negara dipegang oleh pemerintahan militer. Pada tahun 1963 Republik ketiga terbentuk, Park Chung Hee terpilih sebagai presidennya.
Pada tahun 1981, Chun Doo Hwan secara resmi terpilih menjadi Presiden Republik kelima di bawah undang-undang baru. Dalam pidato pelantikannya, ia berjanji akan membebaskan rakyat dari ketakutan dan ancaman perang, kemiskimnan dan tekanan-tekanan politik, Chun mencanangkan empat program dalam meningkatkan kesejahteraan bangsanya. Menciptakan udara demokrasi dengan menghapus jam malam dan menciptakan negara yang makmur dengan mengadakan kampanye besar-besaran dalam menciptakan pemerintahan yang jujur dan bersih.
Pada tahun 1985, Chun Doo Hwan jatuh. Rih Taewa memangku jabatan presiden untuk masa lima tahun. Roh merupakan presiden pertama yang dipilih oleh rakyat dalam 16 tahun sebelumnya pada tanggal 16 Desember 1987 dengan kemenangan 36,6 persen dari seluruh suara yang masuk.